Sunday, September 30, 2018

Wedang Coro Khas Kudus

Tags
Kudus, Suparno.web.id _ Di daerah Kudus pasti tidak asing dengan minuman Wedang Coro. Ataupun wedang coro biasa disebut dengan jamu coro. Disebut jamu karena wedang coro mengandung rempah-rempah yang dapat menghangatkan tubuh. Wedang Coro Kudus ini dibuat dari campuran gula aren, jahe, gaul atau irisan kelapa muda yang digoreng, merica, sereh, cengkeh, dan tepung beras serta ditambah sedikit garam. Rasa wedang coro khas Kudus manis dengan paduan sedikit rasa pedas dan gurih. Warnanya krem dan teksturnya lebih kental dari bubur. Minuman coro masih bisa didapati di warung-warung tradisional di Kudus, biasanya warung yang ada menu gorengan, pecel,bakso dll. Juga biasa disajikan ketika jam'iyahan di desa seperti jam'iyah yasinan, Manaqiban atau maulid keliling di kampung. 

Walaupun keberadaannya sekarang jarang dan agak sulit ditemukan, namun kita juga bisa membuatnya sendiri jika memang ingin bernostalgia dengan minuman khas kudus ini. 

Wedang coro ini termasuk salah satu minuman sehat yang baik untuk dikonsumsi. Minuam ini sangat cocok disajikan ketika malam hari dingin karena wedang coro dapat menghangatkan tubuh kita. Selain hangat, wedang coro juga memiliki rasa yang enak dan nikmat. Minuman hangat ini dapat dinikmati oleh siapapun bagi para penggemarnya baik itu laki-laki ataupun perempuan. Dengan memiliki rasa jahe minuman ini memiliki rasa yang khas tersendiri juga memiliki rasa gurih dari santannya. Disaat musim hujan atau musim dingin dapat anda buat minuman yang satu ini sehingga dapat membantu mengatasi kedinginan pada tubuh Anda. Untuk dapat membuatnya, berikut akan kami paparkan prose dan cara pembuatannya.
Bahan :
https://www.suparno.web.id/

  • 500 ml santan kelapa
  • gula merah 150 gr ( disisir halus )
  • 1/2 sendok teh garam halus
  • kayu manis 1 cm
  • cengkeh 2 butir
  • 100 gr jahe parut ( campur dengan sedikit air lalu diperas )
  • lengkuas 1 cm dimemarkan
  • daun pangan 2 lembar
Cara Membuat Wedang Coro :

  1. Rebus santan diatas api sedang bersama daun pandan hingga mendidih
  2. Aduk-aduk santan rebus supaya tidak pecah
  3. Semua bahandimasukkan kedalam rebusan santan yang telah mendidih
  4. Aduk-aduk  bahan hingga  aromanya harum
  5. Tunggu sampai matang dan gula larut
  6. Tuang kedalam gelas saji kemudian wedang coro siap dinikmati
Demikian artikel Wedang Coro Khas Kudus untuk sekedar melawan lupa atas kekayaan kuliner tradisional lokal daerah di Kudus dan sekitarnya

Sunday, September 16, 2018

Mencari Dunia jangan Lupakan Akhirat

Tags
Suparno.web.id - Diceritakan suatu ketika di kota Tarim, Hadhramaut ada seorang sholeh yang bernama sayyid Alwi Al Masyhur. Seorang yang sangat mengagungkan sunnah Nabi Muhammad SAW. Suatu saat beliau kehilangan sebuah peti berisi harta yang merupakan modal dari seluruh perdagangannya, sehingga anggota keluarga dan para kerabat pun sibuk mencarinya.
Setelah dicari-cari, akhirnya anak beliau menemuakan harta sang ayah yang hilang tersebut. Ketika itu si anak mendapati sang ayah berada di musholla sedang membaca Al qur'an dan wirid-wirid yang memang dibacanya secara istiqomah antara maghrib dan isya'. Lalu datanglah sang anak dengan tergopoh-gopoh untuk memberitahukan ayahnya tentang kabar gembira tersebut.
Apa kiranya yang ia dapatkan??
Akankah si anak dipuji oleh sang ayah karena membawa kabar gembira tersebut ???
Bukan pujian yang didapat, malah kemarahan  sang ayah yang diperolehnya.
Perhatikan...... !
Apakah yang dikatakan sayyid Alwi kepada anaknya tersebut.

"Wahai anakku, engaku telah mengganggu istiqomahku. Kau telah memutuskan wirid2 yang biasa aku baca, hanya untuk menyampaikan berita seperti ini...  ?!! Kau telah memutuskannya di waktu yang mulia ini ?!! Di waktu mulia seperti ini kau malah sibuk hanya untuk urusan dunia ?!!. Mulai hari ini keluarlah engkau dari kota ini selama setahun....! Perbaikilah adab dan akhlaq mu, setelah itu barulah engkau aku izinkan kembali lagi kesini.

Begitulah para salafunassholih perpegang" teguh terhadap sunnah Nabi Muhammad saw. Mereka tidak bangga jika anak mereka berhasil dalam urusan dunia. Namun mereka justru bangga dan senang ketika melihat anak cucu mereka berakhlaq dan meneladani sunnah Nabi Muhammad saw.  Bukan berarti kita tidak boleh mengejar dan mencari harta dunia. Carilah dunia sebanyak mungkin, namun janganlah duniamu mengalahkan akhkiratmu. Contohlah mereka salafunassholihin. Harta yang melimpah tidak menjauhkan kedekatan mereka dari Allah. Uang yang banyak tidak mengurangi kesibukan mereka dalam meneladani sunnah Nabi Muhammad saw. Dunia hanya ada di tangan mereka, dan di hati mereka hanya  ada Allah dan  Nabi mulia Muhammad saw.

Semoga Allah memberi kita taufiq untuk bisa mengidolakan dan meneladani kehidupan salafunassholihin. Amin...

Sumber : di kutip dari ceramah habib Umar bin Hafidz